Quantcast
Channel: Manajemen K3 Umum
Viewing all articles
Browse latest Browse all 57

Penilaian Keadaan dan Penderita Pada P3K

$
0
0

Penilaian penderita merupakan langkah awal dalam pelaksanaan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Penilaian tersebut mencakup penilaian terhadap keadaan penderita juga terhadap kondisi / situasi keseluruhan pada saat kejadian. Pelaksanaan P3K sangat bergantung pada hasil penilaian tersebut sehingga penilaian menjadi penting untuk dilakukan sebaik-baiknya tanpa terlewat.

Penilaian-penilaian tersebut secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut:

A. Penilaian Keadaan

Penilaian keadaan bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang kejadian kecelakaan. Penilaian keadaan juga bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung ataupun mendukung pelaksanaan pertolongan pertama. Disamping hal itu, penilaian keadaan juga perlu menilai mengenai bahaya lain yang dapat terjadi baik terhadap penderita, penolong maupun orang lain di sekitar tempat kejadian.

Pada tahap ini penolong juga perlu melakukan langkah-langkah pengamanan lokasi, penderita, diri sendiri maupun orang lain di tempat kejadian. Selain hal tersebut penolong juga menilai bantuan apa saja yang diperlukan jika dianggap perlu dan memungkinkan.

B. Penilaian Dini

  1. Kesan Umum
    • Kasus trauma : kasus yang disbabkan ruda-paksa. Memiliki tanda-tanda yang terlihat jelas atau teraba, misal : luka terbuka, memar, patah tulang dan sejenisnya yang dapat disertai juga gangguan kesadaran dan sejenisnya.
    • Kasus Medis : kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Misal : sesak nafas, pingsan, dsj. Penolong perlu mencari tahu riwayat gangguan penderita dari saksi maupun keluarga penderita.
  2. Respon

    Merupakan respon yang ditunjukkan oleh penderita

    • Awas : sadar dan tanggap terhadap orang, waktu dan tempat.
    • Suara : penderita hanya bisa merespon apabila dipanggil atau mendengar suara. Adapula dimana penderita tidak dapat menjawab namun dapat mengikuti perintah sederhana.
    • Nyeri : penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan, misal : cubitan kuat, tekanan pada tengah tulang dada, dsj. Reaksi yang ditunjukkan penderita dapat berupa erangan maupun gerakan ringan terhadap daerah rangsangan nyeri.
      Pemeriksaan Respon Nyeri

      Pemeriksaan Respon Nyeri

    • Tidak respon : penderita tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap rangsangan apapun yang diberikan penolong.
  3. Jalan Nafas

    Memastikan jalan nafas penderita terbuka dan bersih.

    • Penderita respon : memperhatikan ada tidaknya gangguan suara, berbicara ataupun suara tambahan di luar suara normal. Dapat dinilai juga apakah penderita dapat mengucapkan suatu kalimat tanpa terputus.
    • Penderita tidak respon : jika penderita dipastikan tidak terdapat cedera leher, maka gunakan angkat dagu tekan dahi untuk melihat apakah ada benda yang menghalangi jalur nafas pada mulut/hidung penderita. Lihat, dengar dan rasakan pernafasan penderita apakah bernafas secara normal. Pernafasan normal manusia dewasa : 12 - 20 kali per menit, pada anak-anak : 15 - 30 kali/menit dan pada bayi : 25 - 50 kali/menit.
      Teknik Angkat Dagu Tekan Dahi

      Teknik Angkat Dagu Tekan Dahi

      Penilaian Pernafasan

      Penilaian Pernafasan

  4. Sirkulasi dan Perdarahan Berat

    Melakukan penilaian apakah jantung bekerja dengan normal dan tidak terdapat perdarahan yang dapat mengancam nyawa penderita.

    • Penderita respon : periksa nadi pergelangan tangan (radial). Pemeriksaan pada bayi ialah dengan memeriksa nadi pada bagian dalam lengan atas (brankial).
    • Penderita tidak respon : periksa nadi leher (karotis). Pada bayi tetap dilakukan pemeriksaan terhadap nadi brankial. Denyut nadi manusia dewasa : 60 - 90 kali/menit, pada anak : 80 - 150 kali/menit, bayi : 120 - 150 kali/menit.
      Pemeriksaan Nadi Radial

      Pemeriksaan Nadi Radial

      Pemeriksaan Nadi Karotis

      Pemeriksaan Nadi Karotis

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa harus sudah ditangani sebelum melanjutkan ke pemeriksaan selanjutnya (Pemeriksaan Fisik).

C. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan cara melihat, meraba dan mendengarkan. Pemeriksaan fisik dilaksanakan secara menyeluruh terhadap bagian tubuh penderita. Mulai dari kepala, mata, telinga, mulut, leher, dada, perut, punggung, panggul, anggota gerak atas dan anggota gerak bawah, kondisi dan warna kulit, suhu tubuh (normal : 37 derajat Celcius), tekanan darah (normal dewasa : 60/100 mmHg - 90/140 mmHg). Pemeriksaan fisik juga ditujukan untuk mengetahui :

  1. Perubahan bentuk.
  2. Luka terbuka.
  3. Nyeri tekan.
  4. Bengkak.
D. Riwayat Penderita

Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan untuk mengetahui riwayat penderita. Wawancara dapat dilakukan dengan penderita dengan respon yang baik, keluarga maupun saksi di lokasi kejadian. Penilaian riwayat merupakan hal yang penting untuk kasus medis. Penilaian riwayat secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut :

  1. Keluhan utama.
  2. Obat-obatan yang diminum.
  3. Makanan/Minuman terakhir sebelum kejadian.
  4. Penyakit yang sedang/pernah diderita.
  5. Riwayat alergi.
  6. Kejadian yang dialami sebelum terjadinya gejala/kecelakaan.

Guna mendukung dilaksanakannya penilaian penderita, maka secara umum terdapat peralatan-peralatan yang digunakan antara lain :

  1. Jam dengan penunjuk detik yang jelas.
  2. Senter kecil.
  3. Stetoskop.
  4. Alat pengukur tekanan darah (sfigmomanometer).
  5. Alat tulis untuk mencatat.
Diagram Alir Penilaian Penderita

Diagram Alir Penilaian Penderita


Viewing all articles
Browse latest Browse all 57

Trending Articles